Aksi pengrusakan sejumlah tempat ibadah
terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Aksi ini dilakukan
sejumlah pemuda pada Jumat (29/7) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Juru bicara Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting menyebutkan, tujuh
orang ditangkap dan diperiksa, namun untuk dugaan penjarahan saat
terjadinya kerusuhana yang melibatkan massa lebih dari seribu orang itu.
"Kami terus mendalami, dan menyelidiki siapa pelaku-pelakunya, siapa dalangnya. Mereka pasti ditindak, karena ini merupakan perbuatan pidana," tegas Kombes Rina Ginting pula.
Disebutkan Rina Ginting, untuk memulihkan keadaan, polisi mengerahkan petugas tambahan yang di tempatkan di berbagai sudut kota.
"Kami mengrahkan 100 petugas bantuan dari Polres Asahan, 30 orang dari Polres Batubara, dan 135 anggota Brimog. Ditambah bantuan pasukan dari Kodim. Ini untuk mengembalikan rasa aman bagi warga masyarakat,"
Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, aksi pengrusakan ini terjadi begitu saja.
![]() |
wihara di paasang garis polisi |
"Awalnya ada seorang warga Tionghoa
bernama Meliana (41) meminta untuk menegur Nazir Almakshum yang ada di
Jalan Karya dengan maksud agar mengecilkan volume mikrofon yang ada di
masjid. Menurut Nazir, teguran itu disampaikan beberapa kali," beber
Rina kepada JawaPos.com, Sabtu (30/7).
Lalu sekitar pukul 20.00 WIB, Nazir menemui Meliana di kediamannya. Ketika itu terjadi cek-cok mulut sehingga suasana memanas.
"Saat itu sudah memanas, Nazir
diamankan ke kantor lurah setempat dan Meliana dan suaminya dibawa ke
Polsek Tanjung Balai Selatan," tutur dia.
Setibanya di Polsek Tanjung Balai
Selatan dilakukan pertemuan yang melibatkan Ketua Majelis Ulama
Indonesia Tanjung Balai, Ketua FPI Tanjung Balai, Camat dan sejumlah
tokoh masyarakat.
"Ketika pertemuan itu massa mulai menumpuk dari berbagai elemen dan melakukan orasi. Tapi sudah diminta untuk membubarkan diri," lanjut dia.
Bukannya membubarkan diri, jumlah
massa semakin banyak. Rina menyebutkan hal itu dikarenakan adanya
pancingan dari media sosial Facebook.
"Usai bertambah banyak, massa kemudian bergerak ke rumah Meliana yang ada di Jalan Karya untuk membakar. Tapi itu dilarang oleh warga sekitar," sambung perwira menengah ini.
Tapi tanpa diduga, massa yang sudah
marah ini kemudian bergerak ke Biara Juanda yang berjarak sekitar 500
meter dari Jalang Karya. Di sana massa berupaya untuk membakar namun
dihadang oleh personel Polres Tanjung Balai.
![]() |
wihara yang dibakar |
Tapi massa melakukan pelemparan dengan menggunakan batu sehingga Biara mengalami kerusakan," kata dia lagi.
Belum selesai meluapkan emosinya,
massa yang begitu banyak itu kemudian melakukan tindakan anarkis di luar
kendali polisi. Mereka merusak dan membakar sejumlah tempat ibadah yang
ada di kota itu.
Polisi yang jumlahnya saat itu tidak
seberapa tak mampu berbuat banyak karena massa begitu brutal dan
anarkis di sejumlah titik kota.
"Kami terus mendalami, dan menyelidiki siapa pelaku-pelakunya, siapa dalangnya. Mereka pasti ditindak, karena ini merupakan perbuatan pidana," tegas Kombes Rina Ginting pula.
Disebutkan Rina Ginting, untuk memulihkan keadaan, polisi mengerahkan petugas tambahan yang di tempatkan di berbagai sudut kota.
"Kami mengrahkan 100 petugas bantuan dari Polres Asahan, 30 orang dari Polres Batubara, dan 135 anggota Brimog. Ditambah bantuan pasukan dari Kodim. Ini untuk mengembalikan rasa aman bagi warga masyarakat,"
sumber jawa pos & BBC
ternyata ini, penyebab rusuh di tanjung balai
Reviewed by Dicky blog
on
July 31, 2016
Rating:

No comments:
komentar anda pasti menjadi pondasi buat blog ini
terima kasih